original pict from
Setelah hampir satu bulan, media internasional sibuk memberitakan prahara penyadapan komunikasi yang dilakukan oleh intelejen AS, tiba-tiba Al-Jazeera merilis laporan mengenai sebab-sebab kematian Yasser Arafat, pemimpin legendaris dari Palestina.
Laporan
yang disusun dengan sangat detail itu memuat berbagai dokumen yang dikeluarkan
ilmuwan dari Swiss yang menyimpulkan adanya kemungkinan yang sangat kuat bahwa
Arafat tewas karena diracun. Zat pembunuh yang menjadi eksekutor Arafat adalah
Polonium, jenis zat radioaktif yang hanya bisa diproduksi melalui reaktor
nuklir. Polonium adalah zat yang sangat beracun apabila masuk ke aliran darah. Efeknya
bisa sangat mematikan seperti halnya sianida yang biasa digunakan dalam operasi
pembunuhan tokoh politik.
Arafat
yang kita kenal adalah tokoh perjuangan rakyat Palestina yang sangat
legendaris. Dialah ikon sekaligus simbol perlawanan rakyat Palestina terhadap
penjajahan Israel sejak pertama kali negara Yahudi itu mendeklarasikan diri. Arafat
juga menjadi tokoh pendiri PLO (Palestine Liberation Organization) yang menjadi
wadah semua organisasi pembebasan Palestina. Melalui organisasi bernama Fatah
yang menjadi faksi terbesar di PLO, Arafat membawa isu kemerdekaan Palestina ke
se-antero bumi.
Arafat
muda sangat sering terlibat dalam konflik bersenjata dengan Israel. Berdirinya PLO
menjadi momok tersendiri bagi eksistensi Israel yang menguasai hampir seluruh
wilayah Palestina. Arafat harus jatuh bangun berkejaran dengan militer Israel
ke negara-negara tetangga untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Di setiap
negara yang ia singgahi, militer Israel selalu berhasil mengejar dan memberikan
pukulan telak yang berujung pada banyak sekali tragedi kemanusiaan. Hal ini
membuat setiap negara Arab yang dikunjungi PLO jadi merasa terancam karena
takut dianggap melindungi “musuh Israel”. Mereka tidak mau terkena imbas
konflik antara PLO dengan Israel seperti yang terjadi pada Lebanon.
Menurut
hemat saya, Arafat ini menemukan titik jenuh yang luar biasa ketika harus
berkejaran dengan militer Israel selama puluhan tahun. Strategi konfrontasi
senjata mulai ia tinggalkan ketika masuk periode 1990-an. Sejak periode itulah,
Arafat mulai mengakui eksistensi Israel. Ia mulai senang dengan perjuangan
diplomasi dari perundingan ke perundingan. Tahun 1993, lahirlah kesepakatan
Oslo yang memaksa PLO untuk mengakui eksistensi Israel di Palestina. Di sisi
lain, Israel juga harus menjamin otoritas PLO untuk mengatur wilayah Gaza dan
Tepi Barat. Sontak, kesepakatan ini mencederai banyak sekali faksi di PLO. Mereka
mulai menganggap Arafat sebagai pengkhianat. Alih-alih menyepakati perjanjian
Oslo, mereka memilih untuk tetap melakukan perlawanan bersenjata terhadap
Israel.
Imbas
dari kedekatan Arafat dengan Israel ini adalah perpecahan luar biasa di dalam
batang tubuh PLO. Faksi Islam seperti Hamas tidak pernah sedikitpun memercayai
meja perundingan dengan Israel, apalagi yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Puncak
dari kekecewaan ini adalah meletusnya gerakan Intifada yang begitu masif dan
meluas. Intifada membuat pihak Israel semakin geram terhadap Palestina. Mereka kemudian
menekan Yasser Arafat untuk dapat bertindak tegas dan menertibkan faksi-faksi
bersenjata di Palestina. Pada titik inilah, saya menilai Arafat mulai
menghadapi dilema. Di satu sisi, taktik diplomasi yang ia lakukan tidak
memberikan keuntungan langsung. Di sisi lain, kelompok Islamis tidak
mendukungnya sama sekali. hal inilah yang kemudian membuat Arafat bersikap
pasif terhadap segala desakan dan tekanan Israel.
Memasuki
periode 2000-an awal, Israel semakin menyadari ketidakberdayaan Arafat dalam
proksimitas kepentingan mereka. Untuk itulah, menurut saya, Israel berkepentingan
untuk menyingkirkan Arafat dan digantikan dengan pemimpin sekuler lain yang
lebih kooperatif. Di sisi lain, popularitas Hamas sebagai representasi kelompok
Islam di kalangan rakyat Palestina semakin besar. Israel jelas membutuhkan
kendaraan politik seperti Partai Fatah untuk menjajaki kemungkinan
perundingan-perundingan damai yang lebih diplomatis. Sekadar catatan, isu terpenting
dari setiap rezim pemerintahan di Israel adalah keamanan nasional. Sukses tidaknya
seorang Perdana Menteri diukur langsung dari angka serangan yang dilakukan
pihak pejuang Palestina ke wilayah Israel.
1 comments:
good post..
terimakasih telah berbagi
Obat Herbal Fistula Ani
Obat Herbal Tulang Keropos
Obat Herbal Kanker Kandung Kemih
Obat Herbal Amandel Kronis
Obat Herbal Vertigo Akut
Obat Herbal Glaukoma
Obat Herbal Ispa
Obat Herbal Disentri
Obat Herbal Varises
GLOW Enhanz
Obat Herbal Kanker Usus Halus
Obat Herbal Sipilis
Obat Herbal Alzheimer
Obat Herbal Epilepsi
Obat Herbal Pasca Stroke Berat
Obat Herbal Kanker Hati
Obat Herbal Kanker Pankreas
Obat Herbal Meningitis
Obat Herbal Faringitis
Post a Comment