Tuesday 28 September 2010

مع السلامة يا رمضان

tulisan ini dibuat pada hari ke-27 ramadan yang lalu

Ini hari ke berapa ya? Masya Allah, bahkan saya tidak ingat hari ini sudah masuk hari ke-27 dari bulan Ramadan tahun ini. Ramadan tahun ini yang seharusnya menjadi Ramadan terakhir saya dalam kesendirian (baca: bujangan) ternyata miss management.

Indikator kuat hancurnya manajemen Ramadan kali ini adalah tidak tahunya saya tentang hitungan hari. Ramadan perpisahan ini tidak terisi dengan ibadah yang dahsyat, malahan cenderung normatif. Sampai hari ini belum sekalipun saya ber-i`tikaf di masjid. Tilawah saja baru sampai setengah mushaf dan herannya masih saja saya merasa bisa mengejarnya di akhir2 hari. Persis seperti tahun lalu ketika akhirnya saya mentok di juz 26. Mmm, tentang sholat tarawih pun bernasib serupa. Biar bagaimanapun, sholat tarawih berjamaah di masjid jauh lebih memberikan efek ruhiyah daripada tarawih sendiri. Karena, ketika sholat tarawih sendiri saya cenderung memilih surat yang pendek-pendek dengan gerakan yang juga ringkas. Itu pun biasanya dilakukan tengah malam ketika tenaga hanya tinggal sisa-sisanya saja. Hanya satu hal yang masih jadi harapan saya dan akan saya wujudkan. Tahun ini saya tidak akan membatalkan puasa ketika pulang mudik.

Tahun ini, teman-teman di Mampang Studies juga tidak terlalu bergeliat dalam aktivitas ruhiyah. Sebagian besar dari kami yang selama ini aktif memang sudah menikah dan tahun ini menjadi Ramadan pertama mereka dengan istri2 mereka. Benarlah orang yang mengatakan bahwa menjadi pribadi yang soleh harus berjamaah. Dengan kata lain, menjadi soleh itu mudah tetapi berjamaah dalam kesolehan itu yang sulit. Ramadan ini seperti saya hadapi sendiri. Teman-teman di halaqoh, teman-teman di DKM masjid, teman-teman di SMA 54. Mereka seperti pergi begitu saja. Tidak, sayalah yang pergi meninggalkan mereka.

Saya tidak akan menyalahkan kesibukan agenda pernikahan yang memang akan berlangsung di bulan Syawal. Sungguh, tiap detiknya saya lewati dengan penuh kenikmatan dan rasa syukur. Tidak juga saya menyalahkan DKM masjid al-Muhajirin yang tahun ini (seperti) meninggalkan saya. Saya hanya bisa menyalahkan diri sendiri, karena pada prinsipnya Ramadan is Ramadan. Every body do with their style and ability. Dan, kali ini, saya tidak bisa mengelola bulan Ramadan dengan baik. Saya bersyukur kepada Allah karena telah mempertemukan saya dengan Ramadan tahun ini. Semoga semua amal yang saya lakukan di bulan Ramadan ini dinilai sebagai ibadah oleh Allah Swt. Dan semoga Ia memberikan kesempatan untuk menjumpai Ramadan tahun depan. Amin

0 comments:

Post a Comment